Demikian Sistem Membedakan Obat Palsu dan Autentik



Dekan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) Mahdi Jufri memberikan rekomendasi bagi masyarakat agar lebih selektif dalam membeli obat.

Selain membeli di daerah sah, masyarakat juga bisa melihat tiap kemasan obat yang dibeli.

Obat orisinil dipasarkan di apotik dengan standar distribusi yang ideal. Setiap obat yang dipasarkan di apotik pasti disertai faktur pembelian. Sesudah tiga bulan kadaluarsa, karenanya obat dikembalikan ke distributor.

“Obat kan resmi, alurnya dari pabrik lalu distributor baru ke apotik. Ada faktur pembelian sehingga rantainya dijaga benar. Masyarakat lihat apotik harganya mahal,” tukas Mahdi kepada JawaPos.com.

Untuk menghindari pemalsuan obat, lanjutnya, pihak pabrik lazim menyimpan label hologram di tiap kemasan. Selain itu, obat orisinil pasti memiliki nomor pendaftaran (batch) untuk menjamin keamanan obat.

“Pabrik obat mahal karena banyak dipalsukan, mereka taruh hologram supaya tak dipalsukan. Apoteker di tiap-tiap apotek akan selalu diberikan tahu seandainya ada perubahan kemasan. Lalu ada nomor batch. Kalau ada efek samping tinggal tarik,” jelasnya.

Mahdi heran dengan metode distribusi obat di Indonesia. Di luar negeri obat dipasarkan satu pintu, merupakan di apotik.

“Di luar negeri mana ada obat dipasarkan di toko kelontong atau supermarket. Satu pintu cuma di apotek. Berbeda betul dengan di Indonesia yang demikian itu bebas,” katanya.

Baca Artikel Terkait Tentang Produk Herbal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *